Perubahan Bunyi (Sound Change) dalam Bahasa Indonesia

 


Beberapa perubahan bunyi yang dapat digolongkan ke dalam perubahan yang dikemukakan oleh Crowley (1992:3959) yang berupa variasi adalah:

1)      lenisi  (pelemahan) yang mencakup Cluster reduction (penghilangan gugus konsonan), apokope, sinkope, haplologi, aphaeresis.

a.       Reduksi kluster adalah proses penghilangan satu atau lebih konsonan yang terdapat pada deret konsonan.

Contoh:

Ummi – umi (hilangnya fonem /m/ pada deret konsonan /mm/)

b.      Apokope adalah  proses penghilangan sebuah bunyi di akhir kata.

Contoh:

Sikut – siku (hilangnya fonem /t/ di akhir kata)

c.       Sinkope adalah proses penghilangan bunyi di tengah kata.

Contoh:

Baharu – baru (bunyi /h/ hilang di tengah kata)

Gembung – gelembung

Sidik – selidik

Sabut – serabut

Sahaya - saya

Sambung – sinambung

Kerja - kinerja

d.      Haplologi adalah proses penghilangan silabe dari dua silabe menjadi satu silabe.

e.       Aphaeresis adalah penghilangan bunyi di awal kata.

Contoh:

Hitung – itung (fonem /h/ hilang di awal kata), dll

2)      Sound Addition (Penambahan Bunyi) yang mencakup anaptiksis, ekskrensen, protesis.

a.       Ekskrensen adalah proses penambahan konsonan antara dua konsonan dalam kata.

b.      anaptaksis adalah proses penambahan bunyi vokal antara dua konsonan dalam kluster.

Contoh:

Sutra – sutera (Penambahan fonem /e/ di antara konsonan /t/ dan /r/ dalam gugus konsonan)

Putra – putera

c.       protesis adalah penambahan sebuah bunyi di awal kata.

Contoh:

Mas – emas (penembahan fonem /e/ di awal kata)

3)      Metatesis adalah proses pertukaran letak bunyi yang berada pada kata.

Contoh:

lajur – jalur (fonem /j/ di awal kata pada kata ‘jalur’ bertukar dengan fonem /l/ di tengah kata pada kata jalur.

Kerikil – kelikir

Kuy – yuk, dll

4)      Fusi adalah proses perubahan yaitu dua bunyi menjadi sebuah bunyi.

5)      Unpacking (pemisahan) adalah proses perubahan satu bunyi menjadi dua bunyi yang masing-masing memiliki beberapa fitur yang dimiliki bunyi aslinya.

Contoh:

Bolla - bola

6)      Vowel breaking (Pemecahan Vokal) adalah proses perubahan vokal tunggal menjadi sebuah diftong dengan vokal asli yang tetap sama dengan beberapa bunyi luncuran yang ditambah setelah atau sebelum kata.

Contoh:

Kaki – kakay

Laki – lakay

Guru - gurew

7)      Asimilasi adalah proses perubahan dua bunyi yang berbeda menjadi bunyi yang sama atau mirip satu sama lain.

Contoh:

Sabtu – saptu

Afa – apa

Akat - akad

8)       Disasimilasi adalah proses perubahan dua bunyi yang sama menjadi dua bunyi yang berbeda.

Contoh:

Berajar – belajar (fonem /l/ dan /r/)

 

Sumber Bacaan:

Crowley, Terry. 1992. An Introduction to Historical Linguistic. Melbourne Auckland: Oxford University Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PSIKOLINGUISTIK   PENGERTIAN Secara etimologis, istilah psikolingustik berasal dari dua kata yaitu, Psikologi dan Linguistik. Kedua kata...