Beberapa perubahan bunyi yang dapat digolongkan ke dalam
perubahan yang dikemukakan oleh Crowley (1992:39‒59) yang berupa variasi adalah:
1)
lenisi (pelemahan) yang mencakup Cluster
reduction (penghilangan gugus konsonan), apokope, sinkope, haplologi, aphaeresis.
a.
Reduksi kluster
adalah proses penghilangan satu atau lebih konsonan yang terdapat pada deret
konsonan.
Contoh:
Ummi – umi (hilangnya fonem /m/ pada deret
konsonan /mm/)
b.
Apokope
adalah proses penghilangan sebuah bunyi
di akhir kata.
Contoh:
Sikut – siku (hilangnya fonem /t/ di akhir kata)
c.
Sinkope adalah
proses penghilangan bunyi di tengah kata.
Contoh:
Baharu – baru (bunyi /h/ hilang di tengah kata)
Gembung – gelembung
Sidik – selidik
Sabut – serabut
Sahaya - saya
Sambung – sinambung
Kerja - kinerja
d.
Haplologi
adalah proses penghilangan silabe dari dua silabe menjadi satu silabe.
e.
Aphaeresis
adalah penghilangan bunyi di awal kata.
Contoh:
Hitung – itung (fonem /h/ hilang di awal kata),
dll
2)
Sound Addition (Penambahan Bunyi) yang mencakup anaptiksis, ekskrensen, protesis.
a. Ekskrensen adalah proses penambahan konsonan antara dua konsonan dalam
kata.
b. anaptaksis adalah proses penambahan bunyi vokal antara dua konsonan
dalam kluster.
Contoh:
Sutra – sutera (Penambahan fonem /e/ di antara
konsonan /t/ dan /r/ dalam gugus konsonan)
Putra – putera
c. protesis adalah penambahan sebuah bunyi di awal kata.
Contoh:
Mas – emas (penembahan fonem /e/ di awal kata)
3)
Metatesis adalah proses pertukaran letak bunyi yang berada pada kata.
Contoh:
lajur – jalur (fonem /j/ di awal kata pada kata ‘jalur’
bertukar dengan fonem /l/ di tengah kata pada kata jalur.
Kerikil – kelikir
Kuy – yuk, dll
4)
Fusi adalah proses perubahan yaitu dua bunyi menjadi sebuah bunyi.
5)
Unpacking (pemisahan) adalah proses perubahan satu bunyi menjadi dua bunyi
yang masing-masing memiliki beberapa fitur yang dimiliki bunyi aslinya.
Contoh:
Bolla - bola
6)
Vowel breaking (Pemecahan Vokal) adalah proses perubahan vokal tunggal menjadi sebuah
diftong dengan vokal asli yang tetap sama dengan beberapa bunyi luncuran yang
ditambah setelah atau sebelum kata.
Contoh:
Kaki – kakay
Laki – lakay
Guru - gurew
7)
Asimilasi adalah proses perubahan dua bunyi yang berbeda menjadi bunyi yang sama
atau mirip satu sama lain.
Contoh:
Sabtu – saptu
Afa – apa
Akat - akad
8)
Disasimilasi
adalah proses perubahan dua bunyi yang sama menjadi
dua bunyi yang berbeda.
Contoh:
Berajar – belajar (fonem /l/ dan /r/)
Sumber Bacaan:
Crowley,
Terry. 1992. An Introduction to Historical Linguistic. Melbourne
Auckland: Oxford University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar