Cara Pemuktahiran (Update) Akun Sinta Versi 3.0

 



Source: Google

 

Sinta (Science and Technology Index) adalah sebuah laman daring yang menyimpan data base riset ilmiah di Indonesia. Data tersebut diperoleh dari jurnal online melalui portal google scholar. Masing-masing peneliti mempunya akun google scholar yang tertau pada email pribadi masing-masing. Sinta dikembangkan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Artinya, portal ini difasilitasi oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas publikasi ilmiah di Indonesia.

Bagi Dosen, maupun peneliti akun Sinta sangat penting dan harus punya. Hal tersebut dapat menjadi acuan track record penelitian dan publikasi ilmiah, serta sitasinya.

Dengan adanya himbuan untuk mengupdate data Publikasi di portal Sinta Versi 3.0, maka dengan ini saya berikan alur dan langkah pemuktahiran data.

1.       Silakan masuk ke link Sinta SINTA - Science and Technology Index (kemdikbud.go.id)



2.       Jika belum punya akun silakan daftar akun terlebih dahulu.

3.       Jika sudah punya akun sinta silakan login dan masukkan Username (email) dan password (Jika lupa silakan klik “lupa password (Forget Pasword)” dan masukkan email akun sinta)

 



 4.       Jika login sukses, artinya anda sudah masuk ke dalam akun Sinta anda



5.       Setelah itu, silakan klik di bagian nama anda hingga muncul “my profil” dan “logout”. Pilih “my Profil” lalu muncul overview deskripsi akun anda.



 

6.       Lalu, klik tanda “panah” pada sudut kanan (di bawah nama dan ID Sinta) lalu klik “Update Profile”




7.       Setelah “Update Profile” diklik, maka muncul “Sinta Profile” anda



8.       Yang perlu anda mutakhirkan (Update) adalah Garuda ID, Publon ID, WoS Reseracher, dan Scopus ID (jika punya), Sedangkan Google Scholar anda secara otomatis sudah sinkron. Setelah mengisi semua ID tersebut silakan klik “update profile” di halaman paling bawah.

9.       Selanjutnya, silakan klik “My Sinta” pada urutan ke 4 Sidebar kiri portal lalu muncul Publikasi scopus, WoS, G Scholar, dan Garuda




10.   Jika anda ingin mengupdate publikasi scholar, maka silakan klik “Publication Google” jika anda ingin mengupdate silakan klik “Req. Synchronization” (Kotak warna hijau di sisi kanan sidebar) lalu muncul pertanyaan

“Request Synchronization Are you sure want to request Google Scholar Documents Syncronization for Your Document?” lalu klik “Yes Send Reques” setelah itu publikasi anda yang ada di Google scholar secara otomatis akan tertaut dengan akun sinta anda.




11.   Begitu pula dengan pemuktahiran data Garuda silakan klik “Publication Garuda”, “publication Scopus”, “Publication WoS”  lalu lakukan hal yang sama pada “publication Google” di atas.

 

Dengan melakukan Langkah-langkah tersebut, akun anda otomatis telah terupdate. Terima kasih dan selamat Mencoba.


Lebih jelas silakan lihat video berikut:

Tutorial Lengkap Update Sinta






Internasional Webinar (ICMI 7) Jurusan Sejarah, Seni, dan Arkeologi, FKIP Universitas Jambi 2022


Sebagai bagian dari keberagaman budaya bangsa, seni budaya Melayu memiliki potensi kekayaan yang amat berharga dalam usaha memajukan kebudayaan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia. Potensi dalam bentuk Seni Pertunjukan, Sastra, dan adakalanya terekam dalam Sejarah, serta Kepurbakalaan (Arkeologi) merupakan investasi untuk membangun masa depan dan peradaban bangsa demi terwujudnya tujuan nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan seni budaya Melayu memerlukan langkah-langkah strategis dari banyak pihak, terutama dari pelaku budaya dan pemerintah itu sendiri agar upaya pemajuan seni kebudayaan Melayu dapat terwujud dan menciptakan masyarakat Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Produktivitas seni budaya Melayu harus mampu memantapkan keberadaannya dalam berbagai bentuk seni budaya yang berterima di tengah masyarakat, agar eksistensinya dapat terus ada dan bekerja guna membangun karakter bangsa, meningkatkan ketahanan budaya, meningkatkan peran aktif dan pengaruh Indonesia dalam hubungan internasional, serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, pembicaraan mengenai “Potensi Budaya Melayu yang Berkepribadian Menuju Kesejahteraan” merupakan di antara pilihan tindakan akademik yang tepat untuk dilakukan.


INTERNATIONAL CONFERENCE (ICMI) VII
Jurusan Sejarah, Seni, dan Arkeologi, FKIP, Universitas Jambi

TEMA:
POTENSI BUDAYA MELAYU YANG BERKEPRIBADIAN MENUJU KESEJAHTERAAN

SUB TEMA
1. Potensi Sastra dan Bahasa Lokal menuju Kesejahteraan melalui Platform Digital
2. Inovasi Seni Pertunjukan Budaya Melayu Berdaya saing Global
3. Hilirisasi Riset Arkeologi untuk Pembangunan Ekonomi
4. Potensialisasi Budaya Melayu Jamb melalui Historiopreneurship untuk Pemajuan Industri Wisata

PEMBICARA
1. Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D. (Rektor Universitas Jambi).
2. Prof. Dr. M. Rusdi, M.Sc., Ph.D (Keynote Speaker).
3. Prof. Dr. Mahdi Bahar S.Kar., M.Hum. (Keynote Speaker)
4. Nyak Ina Raseuki, Ph. D. (Pembicara)
5. Prof. Dr. Zaid Ahmad (Pembicara)
6. Habiburrahman Al Shirazy, Lc. M.A. (Pembicara)
7. Dr. Agi Ginanjar  (Pembicara)
8. Ernanda, S.Pd., M.A., Ph.D.  (Moderator)

PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Kamis, 8 September 2022
Waktu/Pkl. : 08.30 – 16.00
Media : Online (daring) melalui Aplikasi Zoom Cloud Meeting.

Zoom FKIP 016 is inviting you to a scheduled Zoom meeting.

Topic: SEMINAR INTERNASIONAL JUR SESA 2022
Time: Sep 8, 2022 08:30 AM Jakarta

Join Zoom Meeting
https://us02web.zoom.us/j/81628769620?pwd=bjErR0RpcTlObXBZMjRwZytFVnNpdz09

Meeting ID: 816 2876 9620
Passcode: jursesa22

Webinar ini juga mengundang pemakalah pendamping yang akan disubmit dan diterbitkan ke dalam E-Conference. Makalah yang diterima sesuai dengan tema dan subtema. Penerimaan dimulai pada tnggal 17 Juni - 1 September 2022, secara gratis (free).

Link E-Conference:
https://www.conference.unja.ac.id/ICMI

Link Pendaftaran Perserta, Pemakalah dan pengumpulan artikel/makalah
https://forms.gle/eCv6ZmvcBXN9w37C6

Template Makalah/artikel:
https://docs.google.com/document/d/1ovj2kOlwxzw2J77-SumVNog3WF5oktBF/edit?usp=sharing&ouid=110291144758787232708&rtpof=true&sd=true

Pengelompokan Bunyi Bahasa Indonesia dan Daerah


Pada dasarnya, bunyi bahasa dibagi menjadi tiga kelas bunyi utama, yakni konsonan, vokal, dan semivokal atau semikonsonan. Bunyi konsonan bersuara ataupun tak bersuara dihasilkan dengan keadaan rongga mulut atau hidung yang sempit atau bahkan tertutup. Hembusan udara dari paru-paru ada yang dihambat oleh alat ucap, dialirkan lewat celah sempit atau dihembuskan begitu saja. Bunyi vokal kebanyakan bersuara – hanya beberapa bahasa saja yang memiliki vokal tak bersuara – dan dihasilkan dengan membentuk rongga mulut sedemikian rupa mengeluarkan bunyi yang beraneka-ragam. Sedangkan semivokal merupakan vokal yang diucapkan dengan kecepatan yang tinggi dan berpindah ke tempat artikulasi lainnya dengan cepat. Adapun perbedaan bunyi konsonan dan vokal, sebagai berikut:

PERBEDAAN

KONSONAN

VOKAL

Dihasilkan oleh rongga mulut yang sempit atau bahkan tertutup sama sekali.

Dihasilkan dengan rongga mulut yang terbuka, tergantung pada jenis bunyi yang dikeluarkan

Bunyi dihasilkan tidak terlalu nyaring

Bunyi yang dihasilkan lebih nyaring

Pada umumnya tidak silabik (inti suku kata)

Silabik (inti suku kata)

 

A.    Vokal

Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan getaran pita suara tanpa mengalami penempitan di dalam saluran suara. Kelas bunyi vokal dibagi dua jenis, yakni vokal dasar dan diftong. Vokal dasar tidak menunjukkan perubahan kualitas bunyi dalam satu suku kata yang sama, sementara diftong menampakkan adanya perubahan bunyi yang dapat dipersepsi dengan mudah.

Contoh:

Padi [i] vokal [i]

Guru [u] vokal [u]

Pantai [ay] diftong [ay]

Pulau [aw] diftong [aw]

Simbol-simbol bunyi vokal dan konsonan digunakan simbol-simbol yang mengacu pada International Phonetic Alphabet (IPA) yang dipublikasikan dan direvisi oleh P.W. Schmidt (Kemp, J. A, 2006: 408).

Bagan Bunyi Vokal


Bahasa Indonesia terdapat beberapa bunyi fonem vokal antara lain adalah;

[i] vokal depan, atas, tak bulat

[e] vokal depan, tengah, tak bulat

[ә] vokal tengah, sentral, tak bulat

[a] vokal rendah, tengah, tak bulat

[u] vokal depan, atas, bulat

[o] vokal belakang, tengah, bulat

 

B.   Konsonan

Konsonan adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan menghambat aliran udara pada salah satu tempat di saluran udara. Bunyi konsonan biasanya digambarkan dengan menyebutkan tempat artikulasi dan cara-cara bunyi konsonan diucapkan.

Di dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Daerah – beberapa diantaranya – mempunyai bunyi-bunyi konsonan, antara lain:

Fonem Konsonan IPA

(International Phonetic Consonant Alphabet chart)



Setelah ditelusuri, maka didapatkan konsonan dalam Bahasa Indonesia

 

 

Bilabial

Labiodental

Dental

Alveolar

Post Alveolar

Palatal

Velar

ovular

Glottal

Hambat

TB

p

 

                         t

 

k

 

Ɂ

 

 

 

 

 

 

 

 

B

b

 

                         d

 

g

 

 

Nasal

B

m

 

                         n

ɲ

ŋ

 

 

Trill

B

 

 

                         r

 

 

R

 

Frikatif

TB

 

f

 

s

ʃ

 

 

 

h

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B

 

v

 

z

 

 

 

 

 

Afrikatif

TB

 

 

 

 

 

c

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B

 

 

 

 

 

j

 

 

 

Literal

B

 

 

 

l

 

 

 

 

 

Semivokal

B

w

 

 

 

 

y

 

 

 

TB       : Tak bersuara [p, t, k, Ɂ, h, f, s, ʃ, c].

B         : Bersuara [b, d, g, m, n, ŋ, ɲ, r, R, v, z, j, l, w, y]

 

Cara Artikulasi bunyi konsonan

1.      Bunyi Hambat (plosive): Bunyi yang dihasilkan dengan menghambat udara yang berhembus dari paru-paru pada tempat-tempat bibir. Penghambatan udara itu dilakukan baik oleh bibir maupun lidah. Contoh: [p], [b], [t], [d], [k], [g] dan [Ɂ] 

2.      Geseran (frikatif): Bunyi yang dihasilkan dengan cara menyempitkan ruang antara tempat artikulasi dengan bagian dari lidah sehingga mengeluarkan bunyi-bunyi yang mendesis. Contoh: [f, v], [s], [ʃ], dan [z].

3.      Paduan (afrikatif ): Bunyi yang dihasilkan dengan cara melepaskan hambatan udara secara perlahan-lahan. Contoh: [c], dan [j].

4.      Sengauan (nasal): Bunyi yang dihasilkan dengan menghambat udara dari paru-maru dan mengalirkannya ke rongga hidung. Contoh:  [m], [n], [ŋ], dan [ɲ].

5.      Getaran (trill): Bunyi yang dihasilkan dengan menggetarkan ujung lidah. Contoh: [r].

6.      Alir (lateral): Bunyi yang dihasilkan dengan mengalirkan bunyi melewati celah-celah bawah lidah. Contoh: [l].

7.      Semivokal: [w], dan [y]

Tempat Artikulasi konsonan

1.      Bilabial, yakni bunyi yang dihasilkan dengan mengatupkan bibir. Contoh [p], [b], dan [m].

2.      Labiodental, yakni bibir yang dihasilkan dengan cara bibir bawah menyentuh bibir atas. Contoh [f], dan [v].

3.      Alveolar, yakni bunyi yang dihasilkan oleh daun lidah yang menyentuh gusi bagian atas. contoh: [t], [d], [n], [l], [r], [s], [l], dan [z].

4.      Post alveolar, yakni bunyi yang dihasilkan oleh daun lidah yang menyentuh gusi atas bagian depan. Contoh: [ʃ].

5.      Palatal, yakni bunyi yang dihasilkan oleh badan lidah yang menyentuh langit keras. Contoh [c], [j], [y], dan [ɲ].

6.      Velar, yakni bunyi yang dihasilkan oleh pangkal lidah yang menyentuh langit-langit lunak. Contoh [k], [g], dan [ŋ].

7.      Ovular, yakni bunyi yang dihasilkan oleh pangkal lidah yang menyentuh anak tekak. Contoh: [R] (bandingkan contoh bahasa Melayu dialek Jambi Seberang).

8.      Glotal, bunyi glotal terjadi karena keadaan glotis dibiarkan terbuka dan udara dari paru-paru dapat melewatinya dengan bebas. Contoh: [Ɂ] dan [h].

PSIKOLINGUISTIK   PENGERTIAN Secara etimologis, istilah psikolingustik berasal dari dua kata yaitu, Psikologi dan Linguistik. Kedua kata...