Pengelompokan Bunyi Bahasa Indonesia dan Daerah


Pada dasarnya, bunyi bahasa dibagi menjadi tiga kelas bunyi utama, yakni konsonan, vokal, dan semivokal atau semikonsonan. Bunyi konsonan bersuara ataupun tak bersuara dihasilkan dengan keadaan rongga mulut atau hidung yang sempit atau bahkan tertutup. Hembusan udara dari paru-paru ada yang dihambat oleh alat ucap, dialirkan lewat celah sempit atau dihembuskan begitu saja. Bunyi vokal kebanyakan bersuara – hanya beberapa bahasa saja yang memiliki vokal tak bersuara – dan dihasilkan dengan membentuk rongga mulut sedemikian rupa mengeluarkan bunyi yang beraneka-ragam. Sedangkan semivokal merupakan vokal yang diucapkan dengan kecepatan yang tinggi dan berpindah ke tempat artikulasi lainnya dengan cepat. Adapun perbedaan bunyi konsonan dan vokal, sebagai berikut:

PERBEDAAN

KONSONAN

VOKAL

Dihasilkan oleh rongga mulut yang sempit atau bahkan tertutup sama sekali.

Dihasilkan dengan rongga mulut yang terbuka, tergantung pada jenis bunyi yang dikeluarkan

Bunyi dihasilkan tidak terlalu nyaring

Bunyi yang dihasilkan lebih nyaring

Pada umumnya tidak silabik (inti suku kata)

Silabik (inti suku kata)

 

A.    Vokal

Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan getaran pita suara tanpa mengalami penempitan di dalam saluran suara. Kelas bunyi vokal dibagi dua jenis, yakni vokal dasar dan diftong. Vokal dasar tidak menunjukkan perubahan kualitas bunyi dalam satu suku kata yang sama, sementara diftong menampakkan adanya perubahan bunyi yang dapat dipersepsi dengan mudah.

Contoh:

Padi [i] vokal [i]

Guru [u] vokal [u]

Pantai [ay] diftong [ay]

Pulau [aw] diftong [aw]

Simbol-simbol bunyi vokal dan konsonan digunakan simbol-simbol yang mengacu pada International Phonetic Alphabet (IPA) yang dipublikasikan dan direvisi oleh P.W. Schmidt (Kemp, J. A, 2006: 408).

Bagan Bunyi Vokal


Bahasa Indonesia terdapat beberapa bunyi fonem vokal antara lain adalah;

[i] vokal depan, atas, tak bulat

[e] vokal depan, tengah, tak bulat

[ә] vokal tengah, sentral, tak bulat

[a] vokal rendah, tengah, tak bulat

[u] vokal depan, atas, bulat

[o] vokal belakang, tengah, bulat

 

B.   Konsonan

Konsonan adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan menghambat aliran udara pada salah satu tempat di saluran udara. Bunyi konsonan biasanya digambarkan dengan menyebutkan tempat artikulasi dan cara-cara bunyi konsonan diucapkan.

Di dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Daerah – beberapa diantaranya – mempunyai bunyi-bunyi konsonan, antara lain:

Fonem Konsonan IPA

(International Phonetic Consonant Alphabet chart)



Setelah ditelusuri, maka didapatkan konsonan dalam Bahasa Indonesia

 

 

Bilabial

Labiodental

Dental

Alveolar

Post Alveolar

Palatal

Velar

ovular

Glottal

Hambat

TB

p

 

                         t

 

k

 

Ɂ

 

 

 

 

 

 

 

 

B

b

 

                         d

 

g

 

 

Nasal

B

m

 

                         n

ɲ

ŋ

 

 

Trill

B

 

 

                         r

 

 

R

 

Frikatif

TB

 

f

 

s

ʃ

 

 

 

h

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B

 

v

 

z

 

 

 

 

 

Afrikatif

TB

 

 

 

 

 

c

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B

 

 

 

 

 

j

 

 

 

Literal

B

 

 

 

l

 

 

 

 

 

Semivokal

B

w

 

 

 

 

y

 

 

 

TB       : Tak bersuara [p, t, k, Ɂ, h, f, s, ʃ, c].

B         : Bersuara [b, d, g, m, n, ŋ, ɲ, r, R, v, z, j, l, w, y]

 

Cara Artikulasi bunyi konsonan

1.      Bunyi Hambat (plosive): Bunyi yang dihasilkan dengan menghambat udara yang berhembus dari paru-paru pada tempat-tempat bibir. Penghambatan udara itu dilakukan baik oleh bibir maupun lidah. Contoh: [p], [b], [t], [d], [k], [g] dan [Ɂ] 

2.      Geseran (frikatif): Bunyi yang dihasilkan dengan cara menyempitkan ruang antara tempat artikulasi dengan bagian dari lidah sehingga mengeluarkan bunyi-bunyi yang mendesis. Contoh: [f, v], [s], [ʃ], dan [z].

3.      Paduan (afrikatif ): Bunyi yang dihasilkan dengan cara melepaskan hambatan udara secara perlahan-lahan. Contoh: [c], dan [j].

4.      Sengauan (nasal): Bunyi yang dihasilkan dengan menghambat udara dari paru-maru dan mengalirkannya ke rongga hidung. Contoh:  [m], [n], [ŋ], dan [ɲ].

5.      Getaran (trill): Bunyi yang dihasilkan dengan menggetarkan ujung lidah. Contoh: [r].

6.      Alir (lateral): Bunyi yang dihasilkan dengan mengalirkan bunyi melewati celah-celah bawah lidah. Contoh: [l].

7.      Semivokal: [w], dan [y]

Tempat Artikulasi konsonan

1.      Bilabial, yakni bunyi yang dihasilkan dengan mengatupkan bibir. Contoh [p], [b], dan [m].

2.      Labiodental, yakni bibir yang dihasilkan dengan cara bibir bawah menyentuh bibir atas. Contoh [f], dan [v].

3.      Alveolar, yakni bunyi yang dihasilkan oleh daun lidah yang menyentuh gusi bagian atas. contoh: [t], [d], [n], [l], [r], [s], [l], dan [z].

4.      Post alveolar, yakni bunyi yang dihasilkan oleh daun lidah yang menyentuh gusi atas bagian depan. Contoh: [ʃ].

5.      Palatal, yakni bunyi yang dihasilkan oleh badan lidah yang menyentuh langit keras. Contoh [c], [j], [y], dan [ɲ].

6.      Velar, yakni bunyi yang dihasilkan oleh pangkal lidah yang menyentuh langit-langit lunak. Contoh [k], [g], dan [ŋ].

7.      Ovular, yakni bunyi yang dihasilkan oleh pangkal lidah yang menyentuh anak tekak. Contoh: [R] (bandingkan contoh bahasa Melayu dialek Jambi Seberang).

8.      Glotal, bunyi glotal terjadi karena keadaan glotis dibiarkan terbuka dan udara dari paru-paru dapat melewatinya dengan bebas. Contoh: [Ɂ] dan [h].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PSIKOLINGUISTIK   PENGERTIAN Secara etimologis, istilah psikolingustik berasal dari dua kata yaitu, Psikologi dan Linguistik. Kedua kata...